Sabtu, 21 Januari 2012

Integrasi & Pertentangan sosial


                          
Integrasi dibag menjadi 3 yaitu :
·         Integrasi Normatif
·         Integrasi fungsional
·         Integrasi koersif
+ Intgrasi  normatif di Indonesia
            Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia  sampai saat ini  masih utuh dan masih brnaung di bawah Negara kesatuan.
Contoh dari integrasi normatif : masyarakat Indonesia masih menunjukan semangat kebangsaan yang tinggi(bahkan sangat emosional) bila harga diri bangsa di lukai.hal ini namapak  dalam berbagai  kasus misalnya ketika kita bersengketa dengan Malaysia tentang Ambalat. Rakyat Indonesia berduyun-duyun  mendaftarkan diri untuk menjadi sukarelawan dan meminta untuk segera di terjunkan di Ambalat(padahal mereka tidak tahu bahwa Ambalat bukan pulau tapi laut).
+ Integrasi fungsional
            Integrasi fungsional di definisikan sebagai sebagai suatu integrasi yang dihasilkan oleh masyarkat oleh adanya rasa saling membutuhkan antara suatu kelompok atau unsure didalam masyarakat dengan unsure yang lain dengan adanya fungsi (manfaat)
Cotoh di dalam pemerintah adanya pemusatan perekonomian di ibukota
+ Integrasi koersif
            Integrasi koersif integrasi yang diakukan  dengan cara kekerasan 
Contoh  pengusiran  pedagang kakilima  dengan cara  kekerasan   

alternatif penanggulangan SARA


SARA biasanya terjadi di tingkat akar rumput ,yakni di berbagai pelosok daerah karena sering terjadinya kesenjangan antara kedua kelompok dan daerah sehingga menimbulkan kecemburuan social antara kelompok SARA(SUKU, AGAMA, RAS dan ANTARGOLONGAN).kecemburuan itu terekam dan tersimpan dalam budaya local dan disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan”cultural animosity”(kebencian budaya yang tersembunyi)antar kelompok dan golongan tersebut. Proses sosialisasi itu berlangsung erus setiap hari didalam kehidupan keluarga, sekolah, tempat ibadah, bahka tidak jarang secara formal di media massa dan partai politik.
Alternative untuk penanggulangan  SARA yaitu :
             Institusi sekolah sebenarnya alat terpenting untuk penanaman nilai-nilai yang bersifat integratif, karena institusi ini dapat dikendalikan oleh pemerintah melalui UU atau kebijakan nasional