SARA biasanya terjadi di tingkat akar rumput ,yakni
di berbagai pelosok daerah karena sering terjadinya kesenjangan antara kedua
kelompok dan daerah sehingga menimbulkan kecemburuan social antara kelompok
SARA(SUKU, AGAMA, RAS dan ANTARGOLONGAN).kecemburuan itu terekam dan tersimpan
dalam budaya local dan disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
menghasilkan”cultural animosity”(kebencian budaya yang tersembunyi)antar
kelompok dan golongan tersebut. Proses sosialisasi itu berlangsung erus setiap
hari didalam kehidupan keluarga, sekolah, tempat ibadah, bahka tidak jarang
secara formal di media massa dan partai politik.
Alternative untuk penanggulangan SARA yaitu :
Institusi sekolah sebenarnya alat terpenting
untuk penanaman nilai-nilai yang bersifat integratif, karena institusi ini
dapat dikendalikan oleh pemerintah melalui UU atau kebijakan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar